Jumat, 02 Mei 2014

Mama.. jangan buatku sendiri


"mama..kenapa mesti sebanyak itu?" kataku merajuk sedih pada mamaku.
"itu tidak banyak nak, saat ini semua harga naik. itu juga sudah sangat sedikit bagi mama. akan ada banyak pengeluaran di saat nikahan kamu. mesti bayar gedung, cetak undangan, makanan para tamu, dekorasi ruangan, pakaian pengantin kamu dan untuk kelurga besar kita..itu jauh dari bajet malahan nak!" jawab mamaku sembari menjelaskannya.
"aku tahu mama, tapi kalau dia tidak mampu mama, bagaimana?" tanyaku lagi
"ya sudah lamarannya di tolak" jawab mamaku singkat.
"hagh...ditolak lagiii mama?? ini sudah orang yang kesekian mama, dan mama menolaknya karena mereka tidak bisa memenuhi permintaan yang mama mau. Apa mama mau aku ini jadi....."
"mama lakukan ini semua demi kebahagianmu nak" jawab mamaku, memotong ucapanku, sambil berlalu meninggalkan aku sendirian di kamar.

Namaku, Ninda.. seorang mahasiswi tingkat akhir, di salah satu universitas di kota kelahiranku. aku anak tunggal, dan sedikit manja serta keras kepala. Tinggiku 160cm, berkulit putih dan berparas ayu, mungkin karena fisik yang kumiliki hingga banyak pria yang ertarik padaku dan berniat mempersuntingku. Namun, sudah ada beberapa pria yang datang kerumah dengan niat baik untuk menghitbahku, tapi selalu saja mereka mundur dikarenakan permintaan mama yang bagi saya sangat mempersulit mereka. Mama meminta uang sebesar 50 juta dan mahar 1 unit rumah.
Mungkin, ini bukanlah jumlah yang terlalu besar utuk mereka yang berada dalam perekonomian keatas dan tak menjadi ganjil manakalah, aku sendiri dari keluarga yang berada. namun, perlu di ingat.. aku terlahir dalam keluarga yang sederhana dan biasa, ya setidaknya kami mampu memenuhi kebutuhan hidup tanpa perlu mengemis dan mengutang dimana-mana. aku sendiri telah terbiasa dengan kehidupan sederhana, walaupaun aku anak tunggal dan manja, aku tak pernah meminta sesuatu yang sangat berat untuk di penuhi. aku juga terbiasa berhemat dan menabung. membeli baranag-barang kebutuhanku menggunakan uang tabunganku sendiri.
kehidupan sederhana yang aku jalani selama ini tak pernah membuatku berfikir untuk mencari pendamping yang kaya raya. ya walaupun aku akui, tak ada manusia yang mau hidup miskin lagi susah. tapi bukankah memiliki rasa syukur dengan apa yang kita dapatkan malah itulah yang membuat kita kaya.
sebenarnya jika mamaku bertanya padaku akan kebahagianku, aku akan bilang..aku ingin mama memilih pendamping buat aku tidak dari segi materi, namun agama dan akhlaknya. aku bukanlah perempuan yang naif dan sok alim namun itulah permintaan hatiku. aku mendambakan pendamping yang baik agama, akhlak dan rupanya, tentang rezki..aku percaya pada Allah yang akan mencukupkan semuanya.
sejauh ini mamaku yang menjadi penghalang buat aku untuk menikah, ayahku sendiri sebenarnya berpihak padaku. beliau tak meminta banyak, selama aku menerima pria itu dengan hati yang tenang. dan aku pribadi hanya akan mengetes dia dengan melantungkan surah Ar-Rahman. apabila suaranya enak di dengar maka dia pantas menjadi imamku, karena sangat penting bagiku untuk memilih suami dengan kwaalitas terbaik dalam melantungkan ayat-ayatNya..logikanya jika imam sholat suaranya bagus, bacaanya bener maka tak perlu merasa kelelahan ataupun jengkel kala sholat dengan durasi yang lamaaaaaaaa banget, jadi jika suaranya bagus, tajwidnya bener..kita akan betah berlama-lama bermunajat kepadaNya. serta aku pun akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menguji ketajaman dalam berfikir dan menilai sesuatu. sederhana bukan?? jadi pada dasarnya aku hanya ingin pernikahan yang penuh berkah bukan malah penuh dengan kemewahan yang tak ada jaminan kedepannya akan baik-baik saja atau bertahan lama.

"mamaa..aku putrimu satu-satunya, aku percaya mama begitu menyayangiku. namun kali ini mama tak tahu kebahagian yang bagaimana yang aku mau mama.
Mama masih menganggapku anak kecilnya yang masih perlu dipilihkan untuk merasakan kebahagiaan. Mama.. aku sudah besar dan cerdas, semua ini berkat kalian berdua yang begitu menyayangiku, berikan aku kesempatan untuk memilih pendampingku mama. karena ia lah yang akan bersamaku selanjutnya melalui kehidupan ini.
Aku sangat sayang pada mamaa, makanya aku tak pernah bisa menyampaikan apa yang sebenarnya menghimpit dadaku dengan melihat sikap mama..
mama aku takut akan sendiri di masa tua menjelang, lantaran tingginya permintaan mama pada mereka, sehingga tak ada lagi pria yang datang mengkhitbah putrimu ini mama..
mamaa.., putrimu ini pun tidaklah istimewa dan tak memiliki banyak keahlian, jadi sangat tak wajar jika mama meminta yang banyak.
mama..putrimu ini pun bukanlah seorang dokter, insiyur, profesor atau ahli pada bidang tertentu.. putrimu ini hanyalah perempuan biasa yang lagi belajar mengenal Robb nya, yang berusaha istiqomah di jalanNya .. tak ada yang istimewa dan 'wah' yang perlu di banggakan. fisiknya pun tak seindah artis terkenal? lalu, mengapa mesti semahal itu mamaa?? bukankah mahar wanita yang murah itu jauh di sukai Rasulullah?? mama...jangan halangi lagi imamku untuk menjemput putrimu ini menuju istana rumahnya yang baru.." kataku dalam hati, tanpa sadar air mataku membasahi pipiku. aku memang tak pernah bisa menyampaikan kegelisahan hatiku pada kedua orangtuaku. aku selalu tak tega melihat wajah mereka yang tampak kecewa dengan keputusan yang aku ambil dan mereka tidak menyukainya. walau terkadang aku keras kepala mempertahankan pendapatku sendiri, namun aku tak pernah bisa melihat kesedihan terbit di wajah mereka.

"mama aku mohon..jangan buat aku sendiri maamaa, dengan mempersulit pria yang datang mengkhitbahku.."




By.Amrianidris


Tidak ada komentar:

Posting Komentar