Dia hanya mampu diam seribu bahasa.. walau sungguh hatinya memintanya untuk berbicara..
Dia
hanya mampu memberi contoh dengan tindakan, walau terkadang mereka tak menghiraukannya.
Dia
hanya mampu mendoakan yang terbaik buat mereka, dalam setiap harapan yang tak
pernah pudar walau rasa jenuh menghampiri.
Ia
pelita dalam ruang kegelapan…
Kadang
hati nya lelah dan ingin mengakhiri semuanya, namun ia takut akan murkahNya
Allah atas dirinya.
Allah
telah memberikannya hidayah atas hidupnya dengan mengenal Allah dan memahami
sedikit ilmuNya.
Dia
pun tak ingin apa yang dia ketahui itu menjadi sia-sia.
Hidup
ini amatlah sangat singkat, sesingkat kala kita mengedipkan mata..
Sedangkan
akhirat adalah tempat kembali yang abadi. Semua manusia butuh bekal yang banyak
untuk perjalanan yang panjang.
Ilmu
jika tak di amalkan dan di ajarkan akan sia-sia..
Dan
ia tak mau menjadikan hidupnya penuh kesia-siaan dan menyesal.
Namun
tak bisa di pungkiri, hingga saat ini ia masih saja belum berani berkata,
menyampaikan hal yang benar pada keluarganya yang notabennya jauh dari mengenal
Allah ..
Padahal
ia tahu, kelak di akhirat ia akan di Tanya
akan ilmunya..
Ia
akan di Tanya akan keluarganya..
Kala
ia berada dalam titik lemah hati dan pikirannya, terbesik dalam benaknya mengapa ia di
lahirkan dalam keluarga yang tak mengenal Allah lebih dalam.
Namun
ia segera menepisnya, karena ia tahu ini
cara Allah mengujinya..
Bukankah
Allah tak akan menguji hambaNya di luar batas kesanggupannya??
Dan
percayalah setelah hujan akan selalu terukir pelangi yang indah ..dia hanya seorang anak dan adik perempuan.. hal ini lah yang membuatnya hanya bisa diam dan berdoa.walau hatinya merontah dan menyesali akan sikapnya yang lemah. namun ia tetap berjuang walau hanya dengan doa.
ia pun tak ingin memaksa keluarganya ..
wataknya yang keras pun terkadang menjadi batu sandungan untuknya dalam berdakwah.. lihat surah Al-Imran ayat 159,
"
Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. "
AmrianIdris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar