Setiap wanita di muka bumi ini, pada dasarnya memiliki hati yang
sama, mudah tersentuh. Bahkan bertindak pun, wanita sering mengedapankan
naluri perasaanya. Makanya wanita itu terkadang sangat sensitive
Wanita (dari yang mulai terbuka hingga yang telah berhijab secara
syar’i_red) akan merasakan bahagia dan tersanjung, ketika seorang pria
memberikan perhatian yang agak lebih dari yang lainnya.
Tanyakanlah pada setiap wanita yang engkau jumpai, adakah diantara mereka ;
Yang mau, hanya sekedar di puji saja tiap hari?Yang mau, hanya sekedar dtatap setiap harinya?
Yang rela hatinya, hanya tuk persinggahan sesaat?
Atau sebagai cadangan?
Aku yakin, mereka bakalan menjawab ‘TIDAK’
Wanita memiliki kadar perasaan dan air mata lebih banyak dari pria.
Makanya, tak usah heran ketika menjumpai seorang wanita yang mampu
menangis dan mengeluarkan air mata hingga berjam-jam lamanya, baik dalam
suasana bahagia maupun bersedih. Karena, inilah cara wanita meluapkan
perasaannya.
Jilbab lebar tak menjamin akan terhindar dari virus merah jambuh,,,
Waktu berputar, tanpa henti. Seseorang pun datang silih berganti,
menawarkan hatinya. Ada yang bertahan cukup lama, hingga akhirnya
menyerah dan mengakhirinya. Ada, yang hanya sekedar mampir, lalu pergi.
Dan ada pula dengan tipuannya, ia bertahan lalu menyakiti dan akhirnya
pergi tanpa merasa bersalah.
Perasaan menyukai, mengagumi bagi aku itu biasa. itu fitrah. Perasaan
yang timbul dengan sendirinya disaat aku menjumpai sosok baru dalam
kehidupanku.
Aku menyukai namun bukan berarti aku mencintai. Aku mencintai, bukan
berarti aku akan menjadi manusia yang egois, yang kan mengejar dan
mempertahankan apa yang aku cintai padahal ia belum halal milikku.
tanyakan pada hatimu,
“Hati manakah yang engkau pilih saat seseorang mencintaiimu namun
engkau tak menyukainya atau seseorang yang engkau cintai namun tak
menyukaimu??
hati kecilmu kan menjawab“aku kan menetap dihati yang membutuhkanku, bukan pada hati yang tak butuh cintaku.”
Orang yang mencintai kita, akan selalu berusaha untuk membuat kita
nyaman. Perasaan kita amat sangat penting baginya. Dia mampu tuk membaca
hati kita saat kita tersenyum dalam duka, saat kita tertawa di balik
kepedihan. Bak seorang dokter yang mampu mendeteksi penyakit hanya lewat
gejala-gejala ringan.
Berbeda halnya dengan seseorang yang kita cintai namun tak mencintai
kita. Dia takkan pernah peduli dengan perasaan kita. Dia takkan pernah
memahami betapa pentingnya senyumannya itu untuk kita. Bak seperti orang
yang egois.
Namun jika kita mampu menetap di hati yang kita cintai dan mencintai kita, apa lagi yang mesti kita cari di hati yang lain?
Rasa cinta itu sendiri memiliki unsur yang tak tetap, ia mampu subur
dan bersemi dan ia pun dapat gugur dan mati, layaknya tanaman.
AmrianIdris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar