Kepada
engkau yang masih menjadi rahasia,
Padamu kutitipkan asa, Untuk merajut masa
depan penuh bahagia.
Bahagia itu tak perlu kaya dengan banyak harta, Namun
bagaimana caranya engkau menggenggam tanganku, bersama-sama menuju syurga,
Dan
bagaimana caraku mengabdi padamu dengan selalu berusaha menjadi wanita shaliha.
Kepada engkau calon imam dunia akhiratku, Padamu Allah karuniakan bahu kokoh
untuk menjadi tempat ku bersandar. Berjanjilah bahwa kelak engkau takkan lelah
menghadapi segala keluh kesahku ketika rumah tangga kita sedang dirundung pilu
Ingatkan, Bangkitkan lagi semangatku, Agar tujuan kita mengejar jannahNya
kembali menggebu..
Kepada engkau laki-laki yang belum pernah kutemui
namun sangat kurindukan,
Rindu tak terlahir karena pertemuan, tidak pula sebab
intensitas kebersamaan. Tapi rindu ini karena rasa yang tumbuh dari dalam
kalbu, Murni karena kemauan untuk menyempurnakan setengah agamaku, mencari
ridhoNya melalui pengabdian suci kepada dirimu dan buah hati kita .
Kepada
engkau yang sekarang inshaAllah sedang sibuk menjadi hamba terbaikNya.
Jangan
pernah lelah untuk berdoa, jangan pernah letih untuk meminta. Mungkin saja tali
takdir yang dulu diulurkan menjauh, kini sudah dekat, bahkan sangat dekat.
Jaga
dirimu, jaga ibadahmu, berbaktilah kepada orangtuamu, agar tali-tali takdir itu
semakin nyata terlihat dan tak akan diputuskan karena maksiat .
Duhai aku,
bersabarlah. Duhai engkau, bersabarlah.
Doa-doa kita sedang terbang menjauh,
menembus langit ketujuh, lalu bercampur baur dengan takdir. Menari-nari indah
dengan lantunan asa dan harapan terbaik dari kita sebagai nada. Sedang menunggu
antrian untuk dikabulkan. Satu per satu .
Percayalah, akan datang satu kepingan
masa terindah, dimana kita akan saling menemukan, bukan mencari dan dicari.
Yakinilah, cinta sejati itu ditumbuhkan karena keimanan, ketaatan, dan
kepatuhan untuk saling menjaga. Lalu tumbuh bersama, menua dan kembali
berkumpul di jannahNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar