Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Banyak orang bergembira selepas lulus kuliah. Namun tidak demikian halnya dengan Faiz yang
tampak sedih. Rupanya, karena ia telah mulai memahami bahwa kini
terbentang masalah besar di hadapannya, salah satunya adalah kenyataan
dirinya belum mendapatkan pekerjaan alias pengangguran.
Untuk menutup kepanikan, setiap ada yang bertanya telah bekerja di
mana, akan dijawabnya "sedang transisi". Yang dimaksudnya sebagai
transisi ialah proses mencari pekerjaan. Suatu hari, tak terduga olehnya
bila di sebuah pameran buku, ia berjumpa dengan kakak kelasnya di
sekolah menengah. Mereka berjumpa di sebuah acara talkshow tentang
mukjizat sedekah, yang sekaligus launching buku tersebut.
Kepada
kakak kelasnya itu, layaknya seorang adik, Faiz bercerita tentang
kondisinya yang masih menganggur, dan sejauh mencari kerja ia belum juga
mendapatkannya.
Sekian lamaran kerja sudah dikirimkannya,
sebagian tak jelas nasibnya, sebagian dibalas dengan surat penolakan.
Dasar sama-sama alumni sekolah agama, kakak kelasnya itu hanya berujar
pendek, "Cobalah engkau tahajud". Faiz protes, ia ingin mendapatkan
solusi yang rasional dan konkrit, bukan ceramah.
Kakak kelasnya
menimpali, "Engkau coba tahajud dulu, sambil jalan kita pikirkan apa
yang bisa dilakukan. Jelasnya kita perlu yakin kepada diri sendiri untuk
dapat mulai melakukan sesuatu".
Meski kurang puas dengan jawaban
kakak kelasnya, karena tidak sesuai dengan harapannya. Faiz tetap
merenungkan saran itu sepanjang jalan pulang. Mulailah ia, dengan
sedikit dongkol, mendirikan tahajud di tengah malam.
Ini
merupakan sesuatu yang aneh bagi dirinya. Maklum, logikanya belum dapat
menangkap apa yang diinginkan kakak kelasnya tersebut. Bagaimana
mungkin, seorang pengangguran sepertiku, yang sedang membutuhkan
pekerjaan, justru disarankan mendirikan tahajud?
Dalam tahajud
hari pertama, Faiz belum mendapatkan apa-apa karena tidak mengerti apa
yang harus diperbuatnya. Ia masih berpikir tentang kesulitan yang
dialaminya dan nasihat kakak kelasnya untuk tahajud.
Namun Maha
Besar Allah dengan segala firman-Nya, hari demi hari, Faiz
terheran-heran dengan kondisi dirinya. Ia tampak lebih tenang, tidak
lagi panik seperti saat fresh graduate.
Di tengah tahajud ia
kerap merenungkan perjalanan hidupnya, bagaimana dirinya telah
mendapatkan banyak karunia dan rezeki dari Allah, termasuk lulus kuliah
sementara banyak orang tak mampu meneruskan studi ke jenjang yang lebih
tinggi, dan yang kuliah pun banyak yang putus di tengah jalan. Atas rasa
syukur itu Faiz menjadi lebih tenang menapaki masa depan yang
terbentang di hadapannya.
Dengan bekal ketenangan hati itulah,
Faiz coba mengontak lagi kakak kelasnya yang sempat ditemuinya di lokasi
pameran. “Kebetulan kamu cepat mengontak, ada temanku yang butuh tenaga
untuk mengisi pos marketing perusahaannya, “Apakah engkau mau?”.
Faiz terdiam dengan tawaran itu. Ia sadar diri, karena ia bukan orang
yang tepat untuk posisi itu. Melihat Faiz tak juga menyahut, kakak
kelasnya menyambung, “Apakah kamu tidak suka?, ya kita cari alternatif,
saranku nggak usah pilih-pilih kerja, apalgi nunggu jadi PNS, atau kerja
kantor, kerja itu yang penting halalan thayibah”, ujar kakak kelasnya.
Faiz masih berpikir, kakak kelasnya mengirim SMS : “Besok main ke
rumahku saja. Kamu bantu-bantu di LSM temanku saja, karena besok sore
dia akan kerumahku. Tapi, kamu tahu sendiri bagaimana cara kerja LSM
kan? Kalau mau datang ya!”
Karena belum mendapat kejelasan hendak
bekerja di mana. Faiz datang ke rumah kakak kelasnya, dan dipertemukan
dengan teman kakak kelasnya itu. Faiz ditawari menjadi relawan pasca
gempa. Setelah menimbang-nimbang, Faiz merasa pekerjaan yang ditawarkan
itu tidak terlalu berat.
Ia hanya diminta untuk mendampingi
anak-anak korban gempa, seperti melalui kegiatan pengajian dan bermain
bersama. Dan Alhamdulillah, meskipun sebenarnya pekerjaan itu terlihat
sepele, ia mendapatkan honor yang lebih dari cukup.
Ternyata
selama ini, LSM tersebut sudah lama mencari relawan yang bisa
mendampingi korban gempa melalui sarana keagamaan, seperti pengajian
anak-anak. Itulah sebabnya mereka tak ragu untuk memberikan honor yang
cukup besar kepada Faiz. Faiz sendiri heran dengan apa yang dialaminya.
Subhanallah, inikah hidayah yang engkau kirimkan kepadaku lewat
tahajud?, renung Faiz di sela tahajudnya.
Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu. [QS. Ath-Thalaaq 65:2-3]
Semoga Allah senantiasa membimbing kita agar kita bersemangat untuk shalat tahajud. Aamiin
Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni
kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.
Ya Allah,
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat.
Aamiin ya Rabbal'alamin ..
Wallahu a’lam bish Shawwab ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
copaz dari page FB Cahaya Islam
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2141867769285170&id=1824383287700288&fref=nf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar