Minggu, 17 Januari 2016

16 Januari 2016 pukul 14:10


Marry Your Daughter "Menikahi Putri Anda"
by. Brian McKnight 

 
Sir, I'm a bit nervous
Tuan, aku agak grogi

'Bout being here today
Berada di sini hari ini

Still not real sure what I'm going to say
Masih tak yakin apa yang akan kuucapkan

So bare with me please
Maka bersabarlah

If I take up too much of your time
Jika nanti aku menghabiskan terlalu banyak waktu Anda

See in this box is a ring for your oldest
Lihatlah, di kotak ini ada sebuah cincin untuk putri tertua Anda

She's my everything and all that I know is
Dia segalanya bagiku dan yang kutahu

It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Aku akan sangat lega jika tahu bahwa kami punya pandangan sama

Very soon I'm hoping that I...
Sebentar lagi aku berharap aku....


CHORUS
Can marry your daughter
Bisa menikahi putri Anda

And make her my wife
Dan jadikan dia istriku

I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
Kuingin dia menjadi satu-satunya gadis yang kucinta selama sisa hidupku

And give her the best of me 'till the day that I die, yeah
Dan memberinya yang terbaik dari hingga saat aku mati

I'm gonna marry your princess
Aku akan menikahi putri Anda

And make her my queen
Dan jadikan dia ratuku

She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
Dia akan menjadi pengantin paling cantik yang pernah kulihat

Can't wait to smile
Tak sabar tersenyum

When she walks down the isle
Saat dia susuri lorong

On the arm of her father
Dan menggandeng ayahnya

On the day that I marry your daughter
Di hari aku menikahi putri Anda


She's been hearing for steps
Dia tlah mendengar langkah-langkah

Since the day that we met
Sejak hari kami bertemu

(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
(Aku takut sekali berpikir apa yang akan terjadi jika dia pergi)

So don't you ever worry about me ever treating her bad
Maka jangan kuatir aku akan tak baik memperlakukannya

I've got most of my vows done so far
Selama ini aku selalu penuhi janji

(So bring on the better or worse)
(Maka bawalah pada bagian lebih baik atau buruk)

And tell death do us part
Dan katakan kematian memisahkan kita

There's no doubt in my mind
Tak ada keraguan dalam benakku

It's time
Inilah saatnya

I'm ready to start
Aku siap memulai

I swear to you with all of my heart...
Aku bersumpah pada Anda dengan sepenuh hatiku...


CHORUS

The first time I saw her
Pertama kali kulihat dia

I swear I knew that I say I do
Aku bersumpah aku tahu bahwa aku kan bilang bersedia

Minggu, 11 Oktober 2015

Jarakkk



Mobil di jalan aja berjarak,, masa kita tidak?
Jari jemari kita aja berjarak,, masa kamu tidak?
Langit dan bumi pun berjarak,, masa kalian tidak?

Seberapun kamu ingin memilikinya.
Seserius apapun kamu berniat menikahinya.
Tetap saja,
Tak ada ikatan aman dan sah antara sepasang manusia, selain pernikahan.

Jadi, ambillah jarak sebelum akad tiba.
Letakkan jarak, tuk membatasi keamanan kalian berdua.
Tegaskan jarak, tuk menghindari rayuan syaitan yg menggoda.

Karna berniat tuk menikahi,BUKANlah alasan kuat tuk selalu mendampingi.
Sebelum ijab qabul belumlah nyata terdengar dihadapan sang wali.
Karna kepandaian syaitan masuk lewat celah-celah kecil kalian berdua,
dapatlah menimbulkan murka Allah yg bahaya luar biasa.

Jadi,
Tidak pacaran
meskipun kalian akan kepernikahan.
Tidak berduaan,
walaupun orangtua tahu bahwa kalian saling menginginkan.
Karena kemurnian cinta.
Haruslah tetap dijaga.
Bukan di wujudkan sebelum waktunya.
Jagalah kesendirianmu.
Percayakan semua pada Rabbmu.
Tak usah kamu memikirkan kesetiaan jodoh kita.
Bila Allah telah mnjaganya,
Insyaa Allah,
Semua kan baik-baik saja.
Percayalah.
Allah tlah aturkan yg indah.
Meskipun tak segera.
Akan ada waktunya.
Jangan membuang waktu tuk merayu.
Maksimalkan saja masa mu,
tuk bersujud beribadah pada Rabbmu.
Kokohkan imanmu dengan TIDAK PACARAN

Sabtu, 03 Oktober 2015

Renungan Ujian Untuk Aku

Bila Allah turunkan ujian,
Selalu aku bertanya,
Kenapa aku yang terpilih?
Kenapa aku mesti diuji?
Apa salah aku sehingga aku harus menerima ujian ini?

Mereka, mereka juga seperti aku,
Malah mereka lebih lalai daripadaku,
Tetapi kenapa kesenangan hidup tetap Allah berikan?

Kenapa limpahan nikmat Allah curahkan?
Saat itu kakiku mula layu,
Bagai langkahan ku tiada arah tuju,
Akhirnya disitu aku melutut,
Berserah diri hanya pada Yang Satu.

Ya Allah, aku hambaMu yang tamak,
Tamakkan nikmat dunia,
Sedangkan Kau telah memberi aku nikmat yang terlalu banyak,
Yang tak tertanding nilainya dengan setitis ujian Kau berikan.

Ya Allah, aku lupa bahawa Engkau Maha Berkuasa,
Aku lupa nikmat dunia hanya sementara,
Aku lupa semua ini pinjaman semata,
Yang jika aku kejar, maka jauhlah aku dari syurga.

Ya Allah, ujianMu tarbiyah buat diriku,
Untuk aku mengenang dosa yang lalu,
Supaya bertambah keimananku,
Untuk tetap berada dijalanMu.

Mungkin ku pandang ujian itu terlalu besar,
Sedangkan itu tanda kasihMu kepada hambaMu,

Aku tahu Engkau rindukan suaraku memohon doa,
Engkau rindu ungkapan dari hatiku,
Maka turunlah ujian sebagai hadiah buatku.

Ya Allah, tiada apa yang lebih aku harapkan,
Hanya kekuatan dan ketabahan untuk aku terus mentaatiMu,
Untuk aku melawan kesedihanku,
Untuk aku tetap percaya, takdirMu adalah yang terbaik buatku.

Teruslah menyayangiku Ya Allah,
Jangan pernah lupakan aku hambaMu yang hina ini,
Aku tidak mahu berjauhan dariMu,
Kerana aku yakin sesungguhnya ujian itu sebenar-benar rahmat dariMu.
.
Firman Allah s.w.t. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” [Al-Ankabut : 2-3]


Kamis, 20 Agustus 2015

Saudaraku, Biarkan Hati Kita Bicara tentang Dirinya Sendiri..

Allaah tidak pernah menjanjikan hari-hari kita akan berlalu tanpa sakit, berhias tawa tanpa kesedihan, berselimut senang tanpa kesulitan, terpancari matahari tanpa hujan, atau selalu siang tanpa malam. Tapi yang pasti, jika kita mau, Allaah menjanjikan kita kekuatan untuk melalui kehidupan kita hari ini. Jika kita mau, Allaah menjanjikan kita dengan kasih sayangnya yang tak kenal batas dan tak pernah berhenti. Jika kita mau, Allaah memberikan pelita kepada kita untuk bisa melalui hidup ini dengan selamat.

Saudaraku,
Janji-janji itu harus kita rengkuh. Kita harus menapaki langkah demi langkah untuk memperoleh kekuatan yang Allaah janjikan. Agar kita dapat menuju kasih sayang Allaah. Agar pelita itu bisa kita genggam. Agar kasih dan sayang yang Ia janjikan bisa mengalir membasahi jiwa.

Saudaraku,
Ketuklah pintu hati kita masing-masing. Buka dan bicaralah padanya. Kesulitan dan kepahitan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Nasihatilah jiwa, pahamkan keinginannya, agar tetap berada pada jalan Allaah, betapapun keadaannya.
"Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama ia masih bisa menasihati dirinya sendiri dan selalu memelihara untuk menghitung-hitung dirinya sendiri", ujar Hasan Al Bashri

Keselamatan hidup ada pada seberapa mampu kita mengawal dan memelihara jiwa kita dalam menempuh hidup. Buka kembali kisah-kisah para salafushshaalih yang kerap memeriksa dan memelihara langkah-langkah kehidupannya. Ibnu Abi Dunya meriwayatkan sebuah peristiwa yang dialami seorang shalih bernama Ibnu Simmah saat ia berusia 60 tahun. Ibnu Simmah terkejut menghitung hari-hari yang sudah ia lewati, ternyata lebih dari dua puluh satu ribu lima ratus hari.
Ia berteriak, "Saya harus bertemu Allaah dengan dua puluh satu ribu dosa?? Bagaimana bila saya melakukan seribu dosa dalam satu hari??"

Bentuk pengawalan dan pemeliharaan hidup yang dialami Muhammad bin Wasi', lebih ketat lagi. Sampai-sampai ia pernah mengatakan,
"Seandainya dosa itu mempunyai bau, niscaya tak seorangpun yang tahan duduk berdampingan denganku"

Ungkapan Muhammad bin Wasi' muncul dari kemampuannya berdialog dengan dirinya sendiri. Semoga kita diberi kemampuan untuk jujur menilai diri sendiri. Terbuka, menerima dan pasrah. Jangan biarkan hati ternoda oleh kedustaan yang kita adakan sendiri. Jangan jadikan jiwa kita cacat oleh kebohongan yang kita munculkan sendiri. Biarkanlah hati kita bicara tentang diri kita sendiri.

Saudaraku,
Jangan sekali-kali melawan suara hati, menyelewengkan nurani, apalagi berdusta pada diri sendiri. Ibnul Qayyim memandang, tahapan dusta yang paling pertama berawal dari keberanian seseorang untuk melawan dan mendustai dirinya sendiri. Dari sana, kedustaan menyebar pada perkataan, kemudian pada perilaku dan perbuatan.
"Kebohongan berawal dari jiwa. Tahap berikutnya merembet pada lisan dan merusaknya, kemudian merembet pada anggota tubuh dan merusak segala perbuatan. Dan, akhirnya kebohongan itu menyelimuti perkataan, perbuatan dan segala keadaan"

Persis sebagaimana sabda Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam,
"Sesungguhnya kedustaan itu dapat menyebabkan perbuatan dosa, dan perbuatan dosa dapat menyebabkan pada neraka" HR. Bukhari dan Muslim

Saudaraku di jalan Allaah,
Kepekaan seseorang untuk mendeteksi perilaku dusta, ada pada kekuatan imannya kepada Allaah. Kekuatan seseorang untuk mampu meninggalkan kebohongan, yang mungkin sementara akibatnya pahit. Kekuatan itu ada pada kesadaran seseorang dengan kekuasaan Allaah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat.

Berlaku jujur yang berakibat kesulitan, boleh jadi berat. Sedangkan berdusta ketika membawa keuntungan sementara, mungkin nikmat. Tapi tahanlah kesulitan yang sedikit. Biarkan tubuh menahan berat yang tak seberapa. Asal itu akan membawa kenikmatan besar dan kebaikan yang banyak. Jauhi kenikmatan yang sedikit, bila itu akan berakibat pada rasa sakit dan kesesatan yang panjang. Bohong adalah kemaksiatan yang boleh jadi terasa nikmat diawalnya. Tapi selanjutnya ia pasti akan membawa dampak buruk dan menyakitkan.

Berdusta adalah kemaksiatan yang bisa saja menenangkan hati untuk sementara. Tapi setelah itu, dusta akan membawa pada kegelisahan dan menghilangkan ketenangan yang lama. Renungkanlah pesan Ibnul Qayyim rahimahullaah,
"Jauhi kemaksiatan, karena ia akan menghapus pahala sujudmu dan mengeluarkanmu dari ketentraman"

Semoga Allaah melimpahkan kepada kita kekuatan untuk mampu memikul sakit dan beratnya melakukan ketaatan yang sedikit, untuk bisa meraih kebaikan dan keringanan di akhirat.

Saudaraku,
Ketaatan tak selalu menjanjikan jalan hidup yang mulus. Bahkan bisa jadi sebaliknya, tingkat ketaatan seseorang akan sepadan dengan tingkat ujian yang dialaminya. Betapapun usaha kita, tetaplah ingat bahwa suatu saat kita pasti akan mengalami suasana yang tidak kita inginkan. Maka ketika suasana itu kita masuki, pahamilah bahwa kondisi tidak menyenangkan yang menghampiri hidup kita, dalam hal apapun, sesungguhnya laksana "polisi tidur" yang fungsinya sekedar memperlambat perjalanan. Ia hanya akan memperlambat sedikit saja perjalanan kita, tetapi selanjutnya kita akan menikmati perjalanan di atas jalan yang lebih rata. Jangan tinggal terlalu lama saat berada di "polisi tidur". Berjalanlah terus, melangkahlah terus. Ketika kita kecewa karena tidak memperoleh apa yang kita inginkan, terimalah, senyumlah dan bergembiralah. Karena Allaah pasti telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik, dan lebih indah. Saat terjadi sesuatu pada diri kita, apakah itu baik, buruk, untung, rugi, pertimbangkan dan renungkan, karena pasti ada maksud untuk setiap kejadian.

Seorang pernah berkata kepada Imam Syafi'i, "Wahai Abu Abdillah, mana yang lebih baik, orang yang tenteram ataukah orang yang diuji?" Ia menjawab,"Seseorang tidak akan merasa tentram kecuali setelah ia diuji. Allaah telah menguji Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Ketika mereka bersabar, Allaah menentramkan mereka. Ujian yang mereka alami sangat berat hingga tak seorangpun menyangka bahwa mereka dapat terlepas dari ujian tersebut"

Kita tidak boleh meminta ujian kepada Allaah Ta'ala. Namun bila ujian itu menghampiri kita, berbahagialah. Jadikan ia adalah sarana yang mengingatkan kita untuk segera memperbaiki diri. Semoga Allaah selalu menyertai langkah kita..

*Disadur dari Buku Catatan Perenungan Ruhani "Mencari Mutiara di Dasar Hati" karya Muhammad Nursani
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Untaian nasihat terkhusus untukku yang terlalu melampaui batas terhadap dirinya sendiri..
Semoga catatan ini menjadi saksi bahwa jiwa yang lemah ini pernah mencoba untuk menebar kebaikan kepada saudara-saudaranya, meski jiwanya sendiri tak jauh dari dosa ..


@AzzahTaufiq

Kamis, 30 Juli 2015

Wanita Wajib Tahu! Tips Keren Seputar Dunia Perdapuran.


1. Agar telur rebus tidak susah dikupas, jangan lupa celupkan kedalam air es saat telur tersebut baru matang/masih panas.
2. Agar cabe tidak meletup-letup ketika digoreng, jangan lupa tusuk atau lukai sedikit cabe tersebut dengan pisau sebelum digoreng.
3. Saat mencuci kangkung, arnong/selada air atau genjer serta tanaman air lainnya jangan lupa dibilasan pertama bubuhkan sesendok garam lalu diamkan sejenak agar binatang-binatan kecil yang mungkin hidup dibatang dan daunnya mati. Biasanya yang hobi nongkrong disitu lintah, keong, ulat dan cacing air (brokoli dan kembang kol juga sering ada ulatnya, jadi jangan lupa pula gunakan cara ini).
4. Agar tahu lebih awet ketika disimpan, cuci bersih dengan air, kemudian siram dengan air panas, setelah itu lap dengan tisu dapur, simpan didalam tupperware, tutup rapat, kemudian letakkan didalam kulkas. Insyaa Allah bisa tahan hingga 1 minggu.
5. Untuk mengetahui telur busuk atau tidak bisa gunakan tes apung air, jika mengapung diatas air itu tandanya telur sudah busuk.
6. Ketika akan mengocok telur untuk berbagai macam kue, pastikan telur dalam keadaan suhu ruang (bukan dingin karena baru keluar dari kulkas, hal ini bisa membuat adonan tidak mengembang).
7. Jika menyimpan sayuran di dalam kulkas, jangan pakai tas plastik kresek, tapi gunakan koran dan atau majalah bekas. Sebab dengan cara ini bisa mencegah air embun sayuran menggenang yang bisa mengakibatkan sayur cepat busuk
8. Untuk menetralisir bau dalam kulkas, belah kentang dan letakkan di rak kulkas, kentang bisa menghilangkan bau tak sedap dalam kulkas.
9. Agar ikan tidak lengket dipenggorengan, gunakan wajan yang khusus untuk menggoreng, jangan sekali-kali menggoreng ikan diwajan yang pernah atau sering dipakai untuk menumis, sebab sudah pasti ikan goreng akan lengket dan hancur ketika dibalik, bisa juga olesi sedikit garam ke wajan sebelum dituangi minyak goreng.
10. Untuk menghilangkan rasa panas ditangan akibat terlalu lama berkontak dengan cabe atau sambal (kata orang jawa tangan wedhangen), bisa dilakukan dengan cara cuci bersih tangan dengan sabun sampai 2 atau 3 kali, kemudian di lap, dan masukkan tangan kedalam beras, benam dan remas-remas beras sebentar. Fiuuhhhf, dijamin rasa panas ditangan akan hilang.
smile emotikon
11. Agar mata tidak pedih ketika mengiris bawang merah, letakkan wadah berisi garam disamping talenan, dengan cara ini Insyaa Allah ampuh menghindarkan mata dari rasa pedih.
12. Agar beras tidak dikunjungi kutu beras, letakkan sebungkus plastik yang berisi beberapa sendok kopi bubuk, kemudian beri sedikit lubang pada plastiknya. Kutu beras tidak suka aroma kopi. Jadi Insyaa Allah dia tidak akan berani datang ke beras.
13. Jika peralatan masak kusam akibat noda dari bumbu yang berwarna seperti kunir/kunyit, atau panci yang terlalu sering dibuat merebus air jadi kekuningan. Segera ambil sesendok baking soda, beri sedikit air, gosok-gosokkan ke panci, diamkan sebentar, lalu bilas. Jika masih ada noda bisa diulang lagi.
14. Agar kembang kates, daun kates/pepaya dan pare tidak terlalu pahit ketika dimasak, baiknya sebelum ditumis di rebus sebentar di air rebusan
daun jambu biji (caranya, rebus air, ambil beberapa lembar daun jambu biji, tunggu hingga mendidih, masukkan daun jambu, tunggu +- 5 menit, masukkan kembang/daun pepaya/pare) diamkan sebentar, matikan api. Baru setelah itu tiriskan dan siap untuk dimasak sesuai selera (kalau daun pepayanya untuk kulupan, bisa direbus hingga matang bersama daun jambu biji).
15. Agar tempe tidak mudah busuk, jangan simpan didekat garam.
16. Jika menyimpan daging di freezer, pastikan daging tidak keluar masuk freezer berulangkali, karena hal ini bisa membuat bakteri berkembangbiak. Sebaiknya potong-potong dulu dagingnya sesuai dengan perkiraan kebutuhan per tiapkali masak dan simpan di plastik kecil-kecil secara terpisah, sehingga ketika akan mengambil, bisa ambil seperlunya saja.
Semoga bermanfa'at.
sumber: GaleriBatikTsabita

Rabu, 29 Juli 2015

SAYA YAKIN REZEKI ITU SEBENTAR LAGI NAK !

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..

SAAT sedang menaiki kereta arah Depok-Jakarta kota beberapa minggu lalu. Saya melihat sepasang suami istri (foto di atas), entah siapa namanya terlihat begitu berantakan dan sedikit kumal—maaf, rasanya terhirup bau tak sedap dari mereka—baunya bahkan membuat seorang ibu yang awalnya duduk didekatnya terpaksa harus keluar dari kereta dan muntah, mungkin karena tidak tahan dengan baunya.
Awalnya saya berfikir bahwa Ibu dan Bapak ini adalah seorang pengemis.Hingga Allah kembali menghentakkan hati saya dengan pembelajaran yang luar biasa pada hari itu.
Kali ini saya tidak akan bercerita mengenai bagaimana kisah cinta pasangan ini, ikatan cinta keduanya,bagaimana mereka bersama mengarungi masa-masa tua,dengan kisah-kisah romantis mereka, menikmati hidup bersama. Bukan kawan,bukan itu yang akan saya ceritakan, hal ini lebih dari itu, jauh lebih indah dari itu.
Sambil menikmati perjalanan ditemani sebungkus kentang goreng menunggu kereta tiba di Jakarta kota. Mataku tak hentinya memandangi sepasang suami istri tersebut. Sebenarnya saya merasa terganggu karena bau yang dibawa kedua orang tua itu sungguh sangat menyengat, tak dapat saya gambarkan baunya seperti apa,saya hanya dapat memastikan bahwa saat itu kepala saya sangat pusing akibat baunya.
Hingga datang seorang pemuda dengan gaya sangat stylish sambil menggunakan headset duduk tepat disamping bapak yang memakai baju putih. Sesaat ketika melihat pemuda itu perawakannya sangat mirip dengan teman saya di kampus UNHAS, entah apa motivasi pemuda itu duduk tepat disamping bapak tersebut sedangkan setiap orang yang berada dalam gerbong kereta menjauhi sepasang suami istri itu karena baunya.
Hingga Mulai terdengar pemuda itu menanyakan beberapa hal kepada bapak tersebut. nama nya siapa pak? Tinggal dImana? Mau kemana? Punya anak berapa? Saat itu sungguh saya dibuat terkagum dengan perawakan pemuda itu,walaupun terlihat selengean (cuek) namun sungguh ia satu dari beberapa orang hebat yang pernah saya temui selama ini. Banyak hal yang membuat saya yakin bahwa pemuda itu adalah orang yang Hebat, namun tulisan saya Kali ini tidak akan membahas seberapa hebat pemuda itu, kali ini tulisan saya akan fokus menceritakan kisah sepasang suami istri tersebut.
Kereta sebentar lagi tiba distasiun gondangdia, saya dengar dari percakapan pemuda dan bapak itu, stasiun Gondangdia adalah stasiun tujuan pasangan suami istri itu.
Kulihat pemuda itu memasukkan tangannya kedalam tasnya dan mengambil beberapa uang Rp. 100.000 dalam jumlah yang sangat banyak,sangat banyak saya tak tahu pastinya.
Dengan nada yang sangat sopan pemuda itu berkata : “Pak,saya punya sedikit rejeki buat bapak dan Ibu mungkin bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup bapak dan Ibu beberapa hari kedepan”
Tahukah kawan,apa jawaban bapak itu? Beliau menjawab seperti ini.
“Sungguh agama saya melarang saya menjadi seorang pengemis yang menengadahkan tangan menunggu bantuan uang dari si tuan kaya raya, saya yakin Tuhan saya maha kaya, sangat kaya. Saya tahu niat ananda adalah untuk membantu kami, dan sungguh saya yakin bahwa Allah-lah yang telah mengirimmu kepada kami, namun mohon maaf nak saya tak bisa menerima itu, saya tak ingin sebuah kisah dari perjalanan perjuangan hidup kami mencari rezeki, terdapat sebuah kisah bahwa kami menerima uang dari orang lain dikarenakan kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin nak, sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik dari ini, iya saya yakin sebentar lagi nak, sebentar lagi.
Kemudian bapak itupun melangkahkan kakinya turun ke stasiun Gondangdia bersama istrinya.
Semoga Allah memaafkan prasangka saya yang menganggap bapak dan Ibu itu adalah seorang pengemis. Sungguh mereka sebenar benarnya hamba Allah yang bertebaran dimuka bumi dan mencari rezeki Allah layaknya seorang pahlawan.
Pengalaman ini sontak menambah keyakinan saya bahwa rezeki Allah sungguh sangat dekat kawan, ya sebentar lagi, sebentar lagi.itu pesan si bapak tua.
Terima kasih banyak.
Semoga kita bisa jadi anak yang soleh/solehah. Yang bisa membuat mereka bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin


link https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2144941308977816&id=1824383287700288&substory_index=0

Selasa, 28 Juli 2015

Ikhwah Yang Terlamar

Copas Dari cacatan Ustd Askar Yaman
Disela-sela I'tikaf di 10 terakhir Ramadhan yang baru lewat, terselip kisah yang begitu menarik dari seorang ikhwah tentang pengalaman beliau sampai ke pelaminan suci. Kisah pernikahannya begitu indah sehingga perlu untuk di share, semoga menjadi inspirasi dan pelajaran yang baik untuk semua.

Kisah bermula dari selepas menempuh pendidikan disalah satu universitas ternama. Keinginan yang kuat untuk mengakhiri masa lajang menyebabkannya ingin cepat walimah ditambah lagi dengan teman seangkatannya yang rata-rata sudah walimah. Namun tekad yang kuat ini terhalang karena pekerjaan yang belum dapat menghasilkan lebih, juga kondisi sulit ekonomi orang tua. Terbayang begitu beratnya walimah dikota ini, selain uang panai (uang belanja) yang tinggi, juga pekerjaan yang belum mapan. Namun hasrat ingin menjaga diri dari arus syubhat dan syahwat yang demikian besar yang menyebabkan dorongan walimah semakin membara.
Maka mulailah beliau bertemu dengan seorang ust dan menceritakan tentang keinginannya untuk walimah. Maka gayungpun bersambut, karena sang ust bukan hanya sekedar mendengar curhat tanpa solusi, tetapi memberikan motivasi yang kuat ke ikhwah ini serta jalan keluar. Beliau memberikan jalan keluar dengan mengajaknya langsung melamar seorang akhwat dengan datang kerumahnya. Wah, masalah besar terjadi, bagaimana bisa langsung melamar akhwat tanpa ada persiapan dana, belum lagi akhwatnya belum pernah dilihat, juga orang tua yang belum mengetahui tentang keinginan walimah apakah beliau setuju atau tidak.
Namun rupanya semangat itu jauh lebih tinggi dari beribu keraguan. Akhirnya berangkatlah ikhwah ini dengan sang ust kesebuah daerah yang terkenal dengan isu uang panai yang tinggi jika ingin melamar. Saking terkenalnya daerah ini dengan uang panai, sehingga sebahagian ikhwah trauma untuk melamar akhwat dari daerah ini.
Setibanya di tempat yang dituju, mulailah sang ust memulai pembicaraan dengan ayah dari akhwat ini serta menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangan. Diluar dugaan, sang ayah justru sangat gembira dengan kedatangan tim kecil ini. Beliau sangat gembira dan menyatakan kegembiraan tersebut dengan mengatakan "alhamdulillah, rupanya yang datang adalah rejeki untuk keluarga kami, kami keluarga sangat bersyukur dan menerima lamaran ini". Rupanya dibalik cerita ini, memang keluarga ini merasa khawatir dengan anak gadisnya ini. Mengapa?, karena anak gadisnya berjilbab besar serta bercadar. Kekhawatir orangtua adalah jangan sampai tidak ada jodoh untuk anak mereka, disamping kerasnya arus berita tentang islam radikal dan cerita-cerita tetangga dan keluarga yang sangat alergi dengan islam seperti ini, Tetapi Alhamdulillah, rupanya ada laki-laki baik-baik yang dari jauh datang melamar anak mereka.
Yang lebih kaget adalah sang ikhwah, mengapa?, karena mereka datang bukan untuk melamar, tetapi hanya datang bersilaturahim. kok, tidak ada dulu pembicaraan uang panai atau mahar dan lain-lain, kenapa langsung diterima kunjungan ini dan dianggap sebagai lamaran?. karena bingung ia pun bertanya dengan terbata-bata, ikhwah pun memulai pembicaraan, "minta maaf puang, saya berterima kasih atas penerimaan ini, cuma terus terang saya ini dari keluarga petani yang miskin, juga saya belum punya pekerjaan yang tetap, apalagi kedatangan kami hanya bersilaturahim, bukan datang melamar".
Tetapi jawaban calon mertua lebih mengagetkan lagi, "tidak mengapa nak, tidak usah khawatir dengan uang mahar dan panai, kami tidak pernah mempersoalkan hal tersebut. Sebenarnya sudah banyak laki-laki yang datang melamar anak saya, namun semuanya saya tolak padahal mereka orang yang kaya. Justru yang saya cari menjadi menantu adalah orang seperti ananda, yang berpenampilan sederhana, berjanggut, serta bertutur kata yang baik. Dan yang terpenting, anak saya yang sangat menerima kehadiran ananda. Ini adalah kali pertama keluarga kami merasa terhormat dengan kehadiran ananda, apalagi membawa kabar baik untuk keluarga besar kami".
Ikhwah ini bukan semakin gembira dengan perkataan calon mertua, tetapi masih ada yang mengganjal. Ia pun berkata, "Tabe' puang, saya belum beritahukan hal ini dengan orangtua. Takutnya beliau tidak setuju dengan hal ini".
Calon mertua pun menjawab, "tidak usah khawatir nak, nanti saya yang akan datang kerumah orangtua ta, sayalah yang nanti berbicara dengan beliau tentang hal yang baik ini, sebutkan saja dimana alamat orang tua dan kapan saya bisa bertemu dengan beliau".

Ringkas cerita lamaran ini pun diterima, pulanglah ikhwah bersama dengan ust. Disepanjang jalan, sang ikhwah masih tidak percaya dengan kejadian ini. Namun karena sudah memulai pembicaraan dengan melamar, ada perasaan malu apabila orangtua tidak menerima akan hal ini, maklum orangtua sang ikhwah dari keluarga petani yang miskin (kata beliau).
Betul saja apa yang menjadi kekhawatiran ikhwah, sewaktu niat baik telah disampaikan ke orangtua, mereka pun marah dengan kemarahan yang belum pernah ikhwah ini melihat sebelumnya, pokoknya marah diatas marah.
Dengan sedikit membentak, orang tua berkata, "apa kamu ingin mempermalukan keluarga, keluarga kita keluarga miskin, hanya petani, sedangkan calonmu itu orang yang kaya raya juga dari orang terhormat. Apa kamu tidak pikir dulu sebelum datang melamar anaknya orang, dari mana uang diambil untuk acara pernikahanmu, belum lagi keluarga kita dari masyarakat biasa, wuihhhh sungguh kamu ingin mempermalukan bapak dan mama nak, yang jelas saya tidak mau dipakasiri'(dipermalukan) nak". Dengan susah payah, ikhwah menjelaskan, namun intinya tetap orang tua menolak.
Tibalah waktu dimana calon mertua ingin datang bersilaturahim kerumah orang tua ikhwah. Sepekan sebelum kedatangan, sang ikhwah memberitahukan bahwa calon mertua akan datang bersilaturahim untuk membicarakan tentang pernikahan. Tetap saja orangtua tidak terima, bahkan mengancam akan meninggalkan rumah jika mereka datang nanti. Hal ini dilakukan orangtua bukan karena tidak mau, tetapi malu dengan kondisi yang miskin dan rendahnya status sosial. Inilah yang membuat ikhwah semakin gundah.
Namun dengan berat, ikhwah pun berkata, "Maafkan saya, mama bapak, saya tau kalau masalah ini sudah menyusahkan, tetapi cukuplah untuk kali ini saja jangan bapak meninggalkan rumah, temuilah orang yang datang, ini permintaan saya, apapun hasil keputusan dari pembicaraanta nanti saya akan terima. Apakah kita mau menolak atau menerima, itu terserah mama dan bapak, saya akan menerima keputusan itu". Dengan berat akhirnya orang tuapun menerima permintaan ikhwah.
Sungguh diluar dugaan, justru calon mertua yang datang adalah ibu dari si akhwat. Beliau datang sendiri sebagai duta dari keluarga. Sang ibu akhwat inipun berkata setelah beberapa kata-kata pendahuluan, "kami dari keluarga sangat bersyukur dengan kedatangan anakta kerumah dengan niat baik untuk menikah dengan anak kami. Kami keluarga tidak pernah ingin menyusahkan keluarga ta, tidak usah khawatir dengan uang panai', juga mahar, apalagi biaya acara pernikahan. Tidak usah dipersoalkan semua itu. Berapapun yang kita siapkan, kami tidak mempermasalahkan, yang penting pernikahan ini bisa berjalan dengan baik dan berberkah". Tetap saja orang tua sang ikhwah malu akan semua ini, namun ibu akhwat kembali menguatkan mereka untuk tetap mempermudah pernikahan.
Dengan mahar dan uang panai yang tidak terlalu besar, berlangsunglah acara akad nikah dan walimah, dimana sebahagian besar dana walimah justru dari keluarga akhwat, tanpa sepengtahuan para tamu yang hadir.

Sekarang ikhwah ini hidup dengan bahagia bersama dengan istri beliau, dan telah dikaruniai seorang anak yang lucu. Semua keluarga sangat bergembira dengan pernikahan ini, bahkan banyak dari keluarga bertanya mengapa cepat sekali mendapatkan anak (maklum baru dua bulan usia pernikahan, istri beliau sudah hamil, dan saat melahirkanpun berjalan lancar dan normal), padahal kami sudah menikah 7 tahun belum dikaruniai anak, ujar beliau. 

Mendengar cerita ini, ana pun sangat terharu, masih ada ya kisah nyata seperti ini, dimana begitu dimudahkannya pernikahan. Semoga beliau dan keluarga diberi sakinah,mawaddah warahma, dijadikannya keturunan beliau anak yang saleh dan salehah, serta senantiasa mendapat keberkahan.
Sungguh dengan menikah 1/2 agama telah ditangan.