Minggu, 10 Agustus 2014

Jatuh Cinta Pada Sang Penjaga Cinta


Aku, Adinda. Siswi SMP kelas 1. Aku remaja biasa yang cuek dengan sekitar, melewati hari sesuai dengan kemauan di benakku. Dalam hal belajar, aku memang tak pernah serius. Namun tak pernah ada angka merah dalam lapor aku, semua nilaiku rata-rata memuaskan.
Aku lagi jatuh cinta, atau mungkin hanya sekedar menganggumi. Entahlah, aku tak tahu secara pasti. Yang jelas aku bahagia mengenalnya, tersenyum kala mengingatnya, grogi saat di dekatnya. Dia makhluk Allah yang paling indah di mataku saat itu. Aku mengenalnya di mesjid. Namanya Amri, aku biasa memanggilnya kak Amri. Kebetulan usia dia lebih tua dari aku. Dia mengajar di mesjid tersebut, yang kebetulan akupun mengajar disana. Kami biasa berpapasan, tegur sapa, saling senyum karena dia mengganggapku adiknya. Ya..dalam lingkungan mesjid sesama pengajar itu ibarat saudara. Saling menghormati dan mengasihi.
Dia sangat pandai dalam semua mata pelajaran. Sempat beberapa kali dia mengajariku PR sekolah tentang perhitungan, dari sanalah rasa itu timbul. Tiap saat hanya ingin selalu bersamanya. Aku sendiri tak mengerti, mengapa hal tersebut bisa hadir.
Namun, suatu hari, aku iseng mengerjainya. Aku hanya ingin melihatnya marah, karena selama ini ia tak pernah marah padaku. Dia baik, bahkan sangat baik. Mungkin kalian mengirah aku ini bodoh, tapi ya itulah aku, selalu melakukan apapun sesuai dengan apa yang ada dibenakku tanpa berfikir dampak kedepannya.
Saat itu, ia sudah kelas 3 SMP dan saya kelas 2 SMP. Sebentar lagi dia akan menghadapi ujian sekolah. Ia meminjam buku-bukuku. Pada saat dia mengembalikan semua buku-buku aku, aku menyembunyikannya satu. Lalu berkata padanya,
“kak, buku sejarah aku belum di kembalikan?” tanyaku padanya saat berada di teras mesjid.
“maaf dek, bukannya sudah kakak kembalikan semuanya? Karena di kamar kakak sudah tidak ada bukunya adek. Coba di cek baik-baik dek, sempat terselip” jawabnya tanpa sekalipun melirik ke aku.
Di mesjid kami di ajarkan untuk selalu menjaga pandangan. Walau pun sudah seperti adik kakak, kami di ajarkan untuk tak saling pandang, karena bukan muhrim. Jadi sangat dilarang untuk memandang lawan jenis berkali-kali dengan durasi lama. Katanya, pandangan anak adam itu ke lawan jenis ibarat busur panah iblis yang melesat dengan cepat. Dan setiap busur panah, pantang untuk kembali ke tempatnya kecuali harus tertancap di suatu tempat di sekitar target. Rasulullah juga bersabda, bahwa pandangan pertama itu untukmu namun pandangan selanjutnya haram bagimu.
“sudah aku cari dengan teliti kakak, tapi tidak ketemu” jawabku dengan menunduk.
“dek, kakak ingat betul sudah memberikannya ke adek bersama dengan buku-buku yang lainnya” jawabnya.
“tapi kakak, bukunya tidak ada. Kakak ingat kapan memberikannya? aku pakai baju apa? Pukul berapa? Hari apa? Dan dimana?” jawabku, mencoba tuk membuatnya marah.
“kakak lupa dek, hari apa, kapan, dimana, pukul brapa, dan adek pakai baju apa. Yang jelas kakak ingat betul, bahwa buku itu telah kakak kembalikan.” Jawabnya dengan nada agak sedikit tegas.
“tapi kan kakak, bukunya tidak ada. Padahal itu buku baru kak” jawabku dengan nada pura-pura sedih
“coba di cari baik-baik dulu dek”, jawabnya berusaha menenangkan aku
“tidak ada kakak, aku sudah cari kemana-mana. Namun bukunya tidak ketemu-ketemu juga kakak” sahutku dengan nada agak tinggi.
“ya sudah kalau begitu, kakak akan menggantikan buku adek dengan yang baru, dan besok-besok kakak juga tidak bakalan meminjam buku adek lagi. Terimakasih. Assalamu’alaikum” jawabnya, sambil berlalu meninggalkan aku yang masih berdiri diam di teras mesjid.
Aku tak tahu, aku harus senang kah, karena telah berhasil membuatnya marah. Namun ada rasa bersalah dalam hati karena telah berbohong padanya. Tapi, aku fikir dia hanya marah sejenak padaku, nanti juga bakalan baik lagi. Nanti, kalau sudah baik, aku bakalan menjelaskan semuanya dengan jujur.
****
Hagh.. aku baru tahu, jika seorang dengan karakter pendiam jangan pernah memancing kemarahannya karena jika sudah marah susah untuk memadamkan api kemarahannya tersebut.
Semenjak kejadian di teras mesjid tersebut, dia selalu memasang wajah cuek kepada aku, tak ada lagi guratan senyum yang terbit di wajah indahnya itu.  Sedih, namun tak membuat aku secepatnya minta maaf. Aku selalu berfikir untuk menunggu waktu yang tepat, namun aku salah. Menunggu waktu yang tepat itu kapan? Kalau bukan kita yang menciptakan waktu itu, mau menunggu sampai kapan?. Selang beberapa bulan berlalu, saat serius mengajar santri di mesjid, tiba-tiba seseorang meletakkan buku sejarah di depan aku, bukunya masih terbungkus dengan rapi,
 “Hmn..buku sejarah yang baru.” Gumanku dalam hati. Sambil melirik ke wajah yang memberikannya.
“ini buku sejarah baru, sebagai ganti buku sejarahmu yang hilang”, kata kak Andi. Salah satu pengajar senior juga. Beliau saat ini kuliah di jurusan kedokteran.
“dari kakak Amri ya kak?” tanyaku, untuk meyakinkan pendapat dalam benakku.
“iya dek, dan dia menyuruh kakak memberikannya kepadamu. Ini buku baru dibelinya tadi pagi” jawab kak Andi
“Kenapa bukan dia langsung yang memberikannya ke aku kakak? Apa dia masih marah?” tanyaku lagi dengan nada sedih
“entahlah dek, kakak tak tahu. Tapi kalau boleh saran ya dek. Lebih baik meminta maaf lebih dulu, agar tidak ada lagi amarah diantara kalian” jawab kak Andi, sambil berlalu meninggalkan aku.
“meminta maaf? Dimaafkan tidak? Kan cuman bercanda? Masa begitu saja sudah marah? Lagian aku juga tak memaksa untuk di belikan buku yang baru. Hmn..padahal kan hanya mau lihat dia marah. Kenapa malah jadi begini? Aduh.. gimana nie.. bodohnya aku!” gumanku dalam hati sambil terus memandangi buku baru yang ada di depan aku.
Dan di saat saling berdiam-diaman seperti ini, aku merasakan hal aneh dalam dadaku tiap memandang wajahnya dari jauh. Saat berpapasan ada rasa jengkel dalam dada, namun seakan membuat pipiku merona merah. Dan kala sosoknya tak kudapati di mesjid, aku malah sangat merindukannya. Aduh, rasa apakah yang telah aku alami ini. Aku masih sangat kecil untuk mengatakan bahwa ini cinta. Namun, jika bukan cinta..lalu apa? Aku sendiri tak tahu dalam menafsirkan rasa ini.
Dan seterusnya, aku dan kak Amri tak pernah lagi seakrab yang dulu. Ada jurang amarah yang membuat kita tak seakrab dulu. Yang tampak dari luar, dia sibuk dengan kehidupannya sendiri, sedangkan aku harus sibuk dengan perasaanku yang tak karuan ini. Ingin selalu bersamanya. Berbagai cara pun aku lakukan untuk meminta maaf dan bisa dekat dengannya. Dan tanpa sadar akupun diam-diam mencari tahu semua tentangnya. Dan ini lah yang aku lakukan dalam mengangguminya, konyol mungkin namun aku senang.
***
Aku mendaftar di SMA yang sama dengannya. Berharap bisa setiap hari melihatnya sebagai kakak kelas. Namun ternyata tak mudah menerobos masuk ke SMA tersebut, SMA terfavorit di kotaku, dan kebanyakan pendaftar, rela membayar berkali-kali lipat sejumlah uang agar ia bisa masuk ke SMA tersebut. Hmn..cara licik, kasihan yang cerdas namun tak berduit. Dan aku salah satu orang yang tak lulus seleksi. Sedih karena tak bisa satu sekolah dengannya, tapi biarlah, aku masih bisa mencuri pandang kepadanya kala di mesjid.
Kemudian aku pun sering menelpon kerumahnya, hanya untuk mendengarkan suaranya. Aku tahu, kapan ia berada di ruang tamu, dan dekat dengan telpon rumahnya. Jadi otomatis saat telpon bordering ia yang akan menjawabnya. Aku hanya menekan nomor telponnya, menunggunya sambunga itu terjawab. Lalu suara dari seberang akan berkata, “Assalamu’alaikum..maaf cari siapa?” setelah itu aku matikan. Beberapa menit kemudian, aku mencoba menelponnya lagi, dan setelah di jawab, aku matikan lagi. Aku melakukan hal itu berulang-ulang dalam sehari dengan rentang waktu 5 menit. Dan dia akan menjawab telponnya dengan suara lembut tanpa ada nada kesal. Aku pun mulai menyukai suaranya dan selalu merindukannya.
Saat mengetahui teman SD saya ada yang lulus di SMA tersebut, aku pun punya ide. Aku lalu menelpon nomor rumahnya, di jam seperti biasa. Digagang telpon, aku lapisi dengan kain, agar suara aku tersamarkan. Saat telponnya di jawab, suara di seberang sana berkata,
“Assalmu’alaikum, maaf cari siapa?” jawabnya.
“wa’alaikum sa..lam, bi..sa bi..cara dengan kak Am..ri?” jawabku agak sedikit terbata-bata lantaran grogi. Ini kali pertamanya aku berani mengeluarkan suara. Khawatir dia mengenali suara aku.
“iya aku sendiri. Maaf ini dengan siapa kalau boleh tahu?” tanyanya lagi.
“hmn..ini dengan Wiwi kak, adik kelas kakak yang baru. Maaf kak, mengganggu” jawabku agak lega, sepertinya ia tak mengenali suaraku.
“oiya, tak apa dek. Tapi ada keperluan apa dek dengan kakak?” jawabnya penuh kelembutan.
Dug..otakku seakan berfikir keras mencari alasan yang logis agar tak ketahuan, tapi apa? Apa yang harus aku katakana? Atau aku matikan saja telponnya? Tapi sayang, sudah sejauh ini. Aduh…ayo..ayo cepetan berfikir.
“dek..masih di sana kan??” tanyanya lagi. Membuatku tersadar, akan diamku sedari tadi sambil berfikir. Aku hanya mampu mengigit bibir bawahku di saat kalut seperti ini.
“dek..kalau masih bingung mau bicara apa, sebaiknya telponnya di matikan saja dulu, setelah ingat apa yang akan adek bicarakan dengan kakak, adek baru menelpon lagi” sahutnya kembali.
“aduh maaf kak, tadi aku hanya berusaha mengingat akan keperluan aku ke kakak. Jadi begini kakak, tadi saat pertemuan perdana antara junior dan kakak senior, aku datang terlambat, sehingga ada beberapa mungkin peraturan dan alat atribut untuk besok ketika MOS, tidak sempat tercatat. Aku juga lupa meminta catatan kepada teman di kelas tadi, dan saat di rumah aku baru ingat kalau catatanku kurang lengkap. Makanya aku menelpon kakak. Maaf kakak”, jawabku dengan lancar, entah darimana kalimat panjang itu tersusun. Semuanya mengalir begitu saja tanpa sempat aku memilah-milih kata yang tepat.
“oo..begitu ya dek, kalau begitu dengarkan dan catat ya dek”, sahutnya di seberaang, tanpa rasa curiga.
“i..i..iya kak”, jawab aku gugup.
“siswinya, menggunakan topi kerucut dari dos dan tas terbuat dari kantong plastic kresek berwarna hitam, talinya dari rumput jepang berwarna pink, tak lupa permennya di buat asesoris, entah itu berupa gelang, kalung, pin, ikat pinggang dan sebagainya”, katanya panjang lebar dan aku hanya menikmati intonasi suaranya yang sangat indah. Aduh..semakin lama..aku smakin ingin selalu berlama-lama dengannya.
“oiya dek, dapat nomor kakak darimana ya?” lanjutnya, hingga membuatku tersadar akan kebohongan yang telah aku rekayasa. Tanpa salam, akupun langsung memutuskan telponnya. “hufh….”
***
Kalian tahu, entah mengapa hampir setiap hari, aku dan dia berbarengan berangkat kesekolah. Kami selalu saja berada satu angkot. Walau ia selalu setia mengambil posisi duduk dekat pintu dan aku selalu setia dengan singgasanaku di belakang pak supir angkot. Jadilah kami selalu berhadapan. Aku senang namun selalu ku pasang wajah cemberut. Seolah-olah sangat tak menginginkan keberadaanya di hadapanku sepanjang jalan, padahal sungguh hati sangat girang.
Masa SMA pun tak terlalu aku nikmati sepenuhnya, pikiranku selalu berada jauh melayang ke SMA lain, ya SMA dia berada. Pada saat jam pelajaran berlangsung, tanganku sibuk mencatat pelajaran namun benakku tak hentinya membayagkan sosoknya yang berada dalam ruangan dan sedang belajar pula. Saat jam istirahat pun hal yang sama terlintas dalam benakku, membayangkan dia yang sedang istirahat di kantin ataupun di perpustakaan. Dan saat jam pulang, aku selalu berdoa semoga dapat bersamanya dalam satu angkot untuk pulang.
Dan kini kami berdua telah dewasa, kala mengingat semua tindakan koyolan aku dalam mengaguminya, aku hanya tersenyum, sembari memandang dalam wajah lelaki di depanku ini. Sebulan yang lalu, pria ini memintaku untuk menjadi tulang rusuknya, alasannya karena dia tak mau lagi diganggu dengan deringan telpon berkali-kali dalam sehari tanpa ada suara di seberang telpon, dia juga tak tahan melihat pipi kemerahan dengan wajah sok cuek di depannya kala didalam angkot, bahkan dia pun tak tahan untuk tak ketawa mengetahui ada sosok yang senangtiasa memandangnya dari jauh. Kalian tahu, orang yang ada didepanku sekarang, adalah suamiku, sosok yang membuatku merasakan cinta di masa SMP.
ummisedari tadi tak hentinya memandang abi, abi cakepkan ummi??ucapnya, membuyarkan kenanganku di masa lalu.
ye...abi, kePDannya kumat lagi..sahutku sembari memalingkan wajahku darinya, lantaran malu kedapatan memandangnya.
ah..abi itu paling nda biasa melihat pipi meronahnya ummi kalau lagi malu..ummi cantik..jawab abi, sembari memalingkan wajahku kearahnya.
masih terlalu pagi, abi untuk mengombalnya..jawabku dengan wajah polos.
ummi..janji pada abi, wajah indah ini hanya abi yang boleh melihatnya..tidak boleh yang lain, abi bakalan cemburukata abi dengan wajah sedikit serius.
insya Allah abi jawabku, sembari mengecup pipinya
syukron ummujawab abi, lalu mengecup keningku.
 


aku tak pernah tahu dan tak pernah membayangkan jika seseorang yang telah menbuatku mengenal cinta dia lah yang harus menjaga cinta ini hingga kesurga Nya ..
yang aku lakukan hanya menikmati rasa ini dengan diam tak menggumbarnya dan selalu meminta kepada sang Pemilik hati dan pemberi rasa untuk menjaga hatiku agar tak tersakiti ..

Kamis, 07 Agustus 2014

Gubuk Kecilku


rumah sederhana berlantai dua
berbahan kayu jati
dengan warna asli kayu tanpa polesan cat
menghadap ke arah matahari terbit

halaman yang tak terlalu luas untuk menjadi taman yang indah
dengan deretan jenis tumbuhan obatan dan bunga beraneka jenis dan warna
ada pondok kecil pada sudut taman
sebagai madrasah kecil buat mujahid-mujahid kami

sungai buatan dengan ukuran kecil mengalir di tengah-tengah taman
berhias ikan kecil dan imut berwarna-warnni
kerang dan rumput-rumput hiasan
batu-batu krikil mempermanis aliran sungai kecil

lantai pertama
di sambut dengan teras, lalu ruang tamu
ruangn makan berhadapan dengan ruangn bersantai dengan keluarga kecilku
lalu ada dapur yang berhadapan dengan kamar mandi
di samping rumah ada garasi dan dibelakang rumah tempat untuk mengeringkan pakaian

lantai kedua
ada bilik-bilik istirahat para anggota keluarga
ruangan untuk sholat berjama'ah dan ruang perpustakaan mini
kemudian ada teras depan dan belakang
untuk menyambut matahari terbit serta memandang matahari terbenam


Ya Robb ...
Engkau lah sang Maha Karya yang begitu hebat
Engkau lah Maha pencipta yang tak di ragukan lagi keindahan hasilnya
Engkau lah Maha mengatur segala yang ada di bumi dan langit
dan tak lepas dari pengawasan Mu
seluruh isi bumi dan langit senangtiasa bertasbih memuji karunia Mu
lalu nikmat Allah yang mana lagi yang aku harus dustakan ???
subhanallah .. Allahu Akbar .. Maha Suci Allah


By.Amrianidris

Rabu, 06 Agustus 2014

Yang Aku ingin ...


terlalu banyak tawaran yang aku abaikan
semoga tak berakhir buruk buatku kelak.
sebenarnya setiap tawaran itu datang, ada rasa untuk menyanggupi
namun hati kecilku begitu takut untuk memulai ..

ya .. aku takut untuk mulai mengenal mereka
mereka yang akan di kenalkan kepadaku
bukan karena apa ..
namun aku tak ingin kecewa maupun mengekecewakan.

aku hanya  ingin mengenal sekali,, dan dy lah yang menjadi imamku
aku hanya ingin menatap wajah seseorang,, dan dy lah yang kelak berada di sisiku
aku hanya ingin terpesona pada pandangan pertama,, dan dy adalah dengan sosok yang menjadi suamiku
karena yang aku ingin ialah mencintai untuk pertama kalinya, dan dy lah calon ayah dari mujahid-mujahidku

aku tak ingin mengenal pria lain selainnya ..
tak ingin mengagumi sosok lelaki lain, selainnya ..
tak mau menghadirkan rindu pada yang tak halal ..
serta menyimpan banyak bayang-bayang selain imamku,,
karena tak ingin suatu saat nanti..ku dapati pada dirinya, sesuatu yang kurang dan menjadi bahan perbandingan antara imamku dengan mereka yang datang sebelum dirinya..

aku adalah ratu di hatinya yang pertama dan terakhir bertahta
dan dialah raja pertama dan terakhir di hatiku
tak ada sosok sebelum dan sesudahnya, kecuali Allah berkehendak lain dalam kisah cintaku

Robb ku yang telah menghandirkan cinta
dari Nya cinta ini bermuara dan kan kembali pada Nya
kelak aku dan engkau di persatukan karena kita saling mencintai karena Nya

jadi jika engkau ingin mengenalku lebih jauh
tenggoklah para sahabat dekatku, tanyakan diriku kepada mereka
jika engkau memiliki rasa dan serius
pintalah aku kepada Robbku, dan mintalah restu orangtuaku
agar kita bisa bersama dalam menjalani kehidupan dunia dengan di bawa pengawasan Allah Yang Maha Mengawasi hamba-hamba Nya
kita bersama merajut cinta hingga ke surga Nya



By.Amrianidris

Inilah Aku

aku hanya wanita biasa ..
tak ada yang istimewa dalam diriku
aku bukanlah wanita suci tanpa dosa,, namun aku belajar untuk taat pada Robb ku
dengan menutup auratku tanpa cela agar mata jejalatan tak bisa mencuri pandang
tapi aku bukanlah wanita sholeha..sungguh itu amat jauh dari diriku yang masih sering terlalaikan
aku bukanlah wanita hafidzah ..
namun aku memulai menghafal firman-Nya .. karena Nya, dan atas perintahNya
aku juga bukanlah anak putri yang kemana-mana harus di kawal
namun untuk menhindari fitrah, aku selalu minta di temani saudara
bukan..
bukan.. berarti aku manja..
tidak..
tidak sama skali ..

aku juga bukanlah wanita yang pandai memasak, namun bukan berarti aku tak bisa masak
karena kelak makanan bergizilah yang selalu menjadi konsumsi untuk keluarga kecilku
makanan halal yang menjadi energi untuk mujahid-mujahidku..
suaraku juga tak merdu untuk melantunkan ayat-ayatNya
namun bukan sebagai penghala diriku untuk senantiasa membaca dan mentadabburi maknanya
karena dari Al-Qur'an inilah aku memulai menilai dunia dan seisinya, dan menegenal kuasa Robb ku
keyakinan ku pada Robb ku tak terbatas dan tak terhingga ..
di saat orang-orang sekitarku mencibir, menyalahkan, menjatuhkan diriku
di saat masalah berdatangan menghampiri silih berganti
aku percaya kepada Robb ku .. semuanya akan berakhir dengan indah jika ku bersabar ..

aku bukanlah wanita cantik dengan polesan mak-up mahal, karena diriku memang tak minat menggunakannya dan keuanganku yang tak bisa mengimbanginya
hanya air wudhu yang senangtiasa ku gunakan sebelum keluar rumah bertemu dengan manusia lainnya yang terkadang menggunkana topeng kemunafikkannya
dan aku bukanlah wanita yang senangtiasa bermanja-manja pada pria
jangan menilai aku ini tomboy
aku hanya berusaha tak menggoyahkan hati pria di sekitarku dengan peringai kelembutan
karena kelembutan sikapku hanya berlaku pada orang-orang yang kusayangi ..
maka inilah aku dengan segala keterbatasan
menyampaikan segala kekuranganku
agar engkau tak menyesal telah memilihku menjadi ratu di hatimu


By.Amrianidris