Kamis, 30 Juli 2015

Wanita Wajib Tahu! Tips Keren Seputar Dunia Perdapuran.


1. Agar telur rebus tidak susah dikupas, jangan lupa celupkan kedalam air es saat telur tersebut baru matang/masih panas.
2. Agar cabe tidak meletup-letup ketika digoreng, jangan lupa tusuk atau lukai sedikit cabe tersebut dengan pisau sebelum digoreng.
3. Saat mencuci kangkung, arnong/selada air atau genjer serta tanaman air lainnya jangan lupa dibilasan pertama bubuhkan sesendok garam lalu diamkan sejenak agar binatang-binatan kecil yang mungkin hidup dibatang dan daunnya mati. Biasanya yang hobi nongkrong disitu lintah, keong, ulat dan cacing air (brokoli dan kembang kol juga sering ada ulatnya, jadi jangan lupa pula gunakan cara ini).
4. Agar tahu lebih awet ketika disimpan, cuci bersih dengan air, kemudian siram dengan air panas, setelah itu lap dengan tisu dapur, simpan didalam tupperware, tutup rapat, kemudian letakkan didalam kulkas. Insyaa Allah bisa tahan hingga 1 minggu.
5. Untuk mengetahui telur busuk atau tidak bisa gunakan tes apung air, jika mengapung diatas air itu tandanya telur sudah busuk.
6. Ketika akan mengocok telur untuk berbagai macam kue, pastikan telur dalam keadaan suhu ruang (bukan dingin karena baru keluar dari kulkas, hal ini bisa membuat adonan tidak mengembang).
7. Jika menyimpan sayuran di dalam kulkas, jangan pakai tas plastik kresek, tapi gunakan koran dan atau majalah bekas. Sebab dengan cara ini bisa mencegah air embun sayuran menggenang yang bisa mengakibatkan sayur cepat busuk
8. Untuk menetralisir bau dalam kulkas, belah kentang dan letakkan di rak kulkas, kentang bisa menghilangkan bau tak sedap dalam kulkas.
9. Agar ikan tidak lengket dipenggorengan, gunakan wajan yang khusus untuk menggoreng, jangan sekali-kali menggoreng ikan diwajan yang pernah atau sering dipakai untuk menumis, sebab sudah pasti ikan goreng akan lengket dan hancur ketika dibalik, bisa juga olesi sedikit garam ke wajan sebelum dituangi minyak goreng.
10. Untuk menghilangkan rasa panas ditangan akibat terlalu lama berkontak dengan cabe atau sambal (kata orang jawa tangan wedhangen), bisa dilakukan dengan cara cuci bersih tangan dengan sabun sampai 2 atau 3 kali, kemudian di lap, dan masukkan tangan kedalam beras, benam dan remas-remas beras sebentar. Fiuuhhhf, dijamin rasa panas ditangan akan hilang.
smile emotikon
11. Agar mata tidak pedih ketika mengiris bawang merah, letakkan wadah berisi garam disamping talenan, dengan cara ini Insyaa Allah ampuh menghindarkan mata dari rasa pedih.
12. Agar beras tidak dikunjungi kutu beras, letakkan sebungkus plastik yang berisi beberapa sendok kopi bubuk, kemudian beri sedikit lubang pada plastiknya. Kutu beras tidak suka aroma kopi. Jadi Insyaa Allah dia tidak akan berani datang ke beras.
13. Jika peralatan masak kusam akibat noda dari bumbu yang berwarna seperti kunir/kunyit, atau panci yang terlalu sering dibuat merebus air jadi kekuningan. Segera ambil sesendok baking soda, beri sedikit air, gosok-gosokkan ke panci, diamkan sebentar, lalu bilas. Jika masih ada noda bisa diulang lagi.
14. Agar kembang kates, daun kates/pepaya dan pare tidak terlalu pahit ketika dimasak, baiknya sebelum ditumis di rebus sebentar di air rebusan
daun jambu biji (caranya, rebus air, ambil beberapa lembar daun jambu biji, tunggu hingga mendidih, masukkan daun jambu, tunggu +- 5 menit, masukkan kembang/daun pepaya/pare) diamkan sebentar, matikan api. Baru setelah itu tiriskan dan siap untuk dimasak sesuai selera (kalau daun pepayanya untuk kulupan, bisa direbus hingga matang bersama daun jambu biji).
15. Agar tempe tidak mudah busuk, jangan simpan didekat garam.
16. Jika menyimpan daging di freezer, pastikan daging tidak keluar masuk freezer berulangkali, karena hal ini bisa membuat bakteri berkembangbiak. Sebaiknya potong-potong dulu dagingnya sesuai dengan perkiraan kebutuhan per tiapkali masak dan simpan di plastik kecil-kecil secara terpisah, sehingga ketika akan mengambil, bisa ambil seperlunya saja.
Semoga bermanfa'at.
sumber: GaleriBatikTsabita

Rabu, 29 Juli 2015

SAYA YAKIN REZEKI ITU SEBENTAR LAGI NAK !

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..

SAAT sedang menaiki kereta arah Depok-Jakarta kota beberapa minggu lalu. Saya melihat sepasang suami istri (foto di atas), entah siapa namanya terlihat begitu berantakan dan sedikit kumal—maaf, rasanya terhirup bau tak sedap dari mereka—baunya bahkan membuat seorang ibu yang awalnya duduk didekatnya terpaksa harus keluar dari kereta dan muntah, mungkin karena tidak tahan dengan baunya.
Awalnya saya berfikir bahwa Ibu dan Bapak ini adalah seorang pengemis.Hingga Allah kembali menghentakkan hati saya dengan pembelajaran yang luar biasa pada hari itu.
Kali ini saya tidak akan bercerita mengenai bagaimana kisah cinta pasangan ini, ikatan cinta keduanya,bagaimana mereka bersama mengarungi masa-masa tua,dengan kisah-kisah romantis mereka, menikmati hidup bersama. Bukan kawan,bukan itu yang akan saya ceritakan, hal ini lebih dari itu, jauh lebih indah dari itu.
Sambil menikmati perjalanan ditemani sebungkus kentang goreng menunggu kereta tiba di Jakarta kota. Mataku tak hentinya memandangi sepasang suami istri tersebut. Sebenarnya saya merasa terganggu karena bau yang dibawa kedua orang tua itu sungguh sangat menyengat, tak dapat saya gambarkan baunya seperti apa,saya hanya dapat memastikan bahwa saat itu kepala saya sangat pusing akibat baunya.
Hingga datang seorang pemuda dengan gaya sangat stylish sambil menggunakan headset duduk tepat disamping bapak yang memakai baju putih. Sesaat ketika melihat pemuda itu perawakannya sangat mirip dengan teman saya di kampus UNHAS, entah apa motivasi pemuda itu duduk tepat disamping bapak tersebut sedangkan setiap orang yang berada dalam gerbong kereta menjauhi sepasang suami istri itu karena baunya.
Hingga Mulai terdengar pemuda itu menanyakan beberapa hal kepada bapak tersebut. nama nya siapa pak? Tinggal dImana? Mau kemana? Punya anak berapa? Saat itu sungguh saya dibuat terkagum dengan perawakan pemuda itu,walaupun terlihat selengean (cuek) namun sungguh ia satu dari beberapa orang hebat yang pernah saya temui selama ini. Banyak hal yang membuat saya yakin bahwa pemuda itu adalah orang yang Hebat, namun tulisan saya Kali ini tidak akan membahas seberapa hebat pemuda itu, kali ini tulisan saya akan fokus menceritakan kisah sepasang suami istri tersebut.
Kereta sebentar lagi tiba distasiun gondangdia, saya dengar dari percakapan pemuda dan bapak itu, stasiun Gondangdia adalah stasiun tujuan pasangan suami istri itu.
Kulihat pemuda itu memasukkan tangannya kedalam tasnya dan mengambil beberapa uang Rp. 100.000 dalam jumlah yang sangat banyak,sangat banyak saya tak tahu pastinya.
Dengan nada yang sangat sopan pemuda itu berkata : “Pak,saya punya sedikit rejeki buat bapak dan Ibu mungkin bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup bapak dan Ibu beberapa hari kedepan”
Tahukah kawan,apa jawaban bapak itu? Beliau menjawab seperti ini.
“Sungguh agama saya melarang saya menjadi seorang pengemis yang menengadahkan tangan menunggu bantuan uang dari si tuan kaya raya, saya yakin Tuhan saya maha kaya, sangat kaya. Saya tahu niat ananda adalah untuk membantu kami, dan sungguh saya yakin bahwa Allah-lah yang telah mengirimmu kepada kami, namun mohon maaf nak saya tak bisa menerima itu, saya tak ingin sebuah kisah dari perjalanan perjuangan hidup kami mencari rezeki, terdapat sebuah kisah bahwa kami menerima uang dari orang lain dikarenakan kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin nak, sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik dari ini, iya saya yakin sebentar lagi nak, sebentar lagi.
Kemudian bapak itupun melangkahkan kakinya turun ke stasiun Gondangdia bersama istrinya.
Semoga Allah memaafkan prasangka saya yang menganggap bapak dan Ibu itu adalah seorang pengemis. Sungguh mereka sebenar benarnya hamba Allah yang bertebaran dimuka bumi dan mencari rezeki Allah layaknya seorang pahlawan.
Pengalaman ini sontak menambah keyakinan saya bahwa rezeki Allah sungguh sangat dekat kawan, ya sebentar lagi, sebentar lagi.itu pesan si bapak tua.
Terima kasih banyak.
Semoga kita bisa jadi anak yang soleh/solehah. Yang bisa membuat mereka bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin


link https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=2144941308977816&id=1824383287700288&substory_index=0

Selasa, 28 Juli 2015

Ikhwah Yang Terlamar

Copas Dari cacatan Ustd Askar Yaman
Disela-sela I'tikaf di 10 terakhir Ramadhan yang baru lewat, terselip kisah yang begitu menarik dari seorang ikhwah tentang pengalaman beliau sampai ke pelaminan suci. Kisah pernikahannya begitu indah sehingga perlu untuk di share, semoga menjadi inspirasi dan pelajaran yang baik untuk semua.

Kisah bermula dari selepas menempuh pendidikan disalah satu universitas ternama. Keinginan yang kuat untuk mengakhiri masa lajang menyebabkannya ingin cepat walimah ditambah lagi dengan teman seangkatannya yang rata-rata sudah walimah. Namun tekad yang kuat ini terhalang karena pekerjaan yang belum dapat menghasilkan lebih, juga kondisi sulit ekonomi orang tua. Terbayang begitu beratnya walimah dikota ini, selain uang panai (uang belanja) yang tinggi, juga pekerjaan yang belum mapan. Namun hasrat ingin menjaga diri dari arus syubhat dan syahwat yang demikian besar yang menyebabkan dorongan walimah semakin membara.
Maka mulailah beliau bertemu dengan seorang ust dan menceritakan tentang keinginannya untuk walimah. Maka gayungpun bersambut, karena sang ust bukan hanya sekedar mendengar curhat tanpa solusi, tetapi memberikan motivasi yang kuat ke ikhwah ini serta jalan keluar. Beliau memberikan jalan keluar dengan mengajaknya langsung melamar seorang akhwat dengan datang kerumahnya. Wah, masalah besar terjadi, bagaimana bisa langsung melamar akhwat tanpa ada persiapan dana, belum lagi akhwatnya belum pernah dilihat, juga orang tua yang belum mengetahui tentang keinginan walimah apakah beliau setuju atau tidak.
Namun rupanya semangat itu jauh lebih tinggi dari beribu keraguan. Akhirnya berangkatlah ikhwah ini dengan sang ust kesebuah daerah yang terkenal dengan isu uang panai yang tinggi jika ingin melamar. Saking terkenalnya daerah ini dengan uang panai, sehingga sebahagian ikhwah trauma untuk melamar akhwat dari daerah ini.
Setibanya di tempat yang dituju, mulailah sang ust memulai pembicaraan dengan ayah dari akhwat ini serta menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangan. Diluar dugaan, sang ayah justru sangat gembira dengan kedatangan tim kecil ini. Beliau sangat gembira dan menyatakan kegembiraan tersebut dengan mengatakan "alhamdulillah, rupanya yang datang adalah rejeki untuk keluarga kami, kami keluarga sangat bersyukur dan menerima lamaran ini". Rupanya dibalik cerita ini, memang keluarga ini merasa khawatir dengan anak gadisnya ini. Mengapa?, karena anak gadisnya berjilbab besar serta bercadar. Kekhawatir orangtua adalah jangan sampai tidak ada jodoh untuk anak mereka, disamping kerasnya arus berita tentang islam radikal dan cerita-cerita tetangga dan keluarga yang sangat alergi dengan islam seperti ini, Tetapi Alhamdulillah, rupanya ada laki-laki baik-baik yang dari jauh datang melamar anak mereka.
Yang lebih kaget adalah sang ikhwah, mengapa?, karena mereka datang bukan untuk melamar, tetapi hanya datang bersilaturahim. kok, tidak ada dulu pembicaraan uang panai atau mahar dan lain-lain, kenapa langsung diterima kunjungan ini dan dianggap sebagai lamaran?. karena bingung ia pun bertanya dengan terbata-bata, ikhwah pun memulai pembicaraan, "minta maaf puang, saya berterima kasih atas penerimaan ini, cuma terus terang saya ini dari keluarga petani yang miskin, juga saya belum punya pekerjaan yang tetap, apalagi kedatangan kami hanya bersilaturahim, bukan datang melamar".
Tetapi jawaban calon mertua lebih mengagetkan lagi, "tidak mengapa nak, tidak usah khawatir dengan uang mahar dan panai, kami tidak pernah mempersoalkan hal tersebut. Sebenarnya sudah banyak laki-laki yang datang melamar anak saya, namun semuanya saya tolak padahal mereka orang yang kaya. Justru yang saya cari menjadi menantu adalah orang seperti ananda, yang berpenampilan sederhana, berjanggut, serta bertutur kata yang baik. Dan yang terpenting, anak saya yang sangat menerima kehadiran ananda. Ini adalah kali pertama keluarga kami merasa terhormat dengan kehadiran ananda, apalagi membawa kabar baik untuk keluarga besar kami".
Ikhwah ini bukan semakin gembira dengan perkataan calon mertua, tetapi masih ada yang mengganjal. Ia pun berkata, "Tabe' puang, saya belum beritahukan hal ini dengan orangtua. Takutnya beliau tidak setuju dengan hal ini".
Calon mertua pun menjawab, "tidak usah khawatir nak, nanti saya yang akan datang kerumah orangtua ta, sayalah yang nanti berbicara dengan beliau tentang hal yang baik ini, sebutkan saja dimana alamat orang tua dan kapan saya bisa bertemu dengan beliau".

Ringkas cerita lamaran ini pun diterima, pulanglah ikhwah bersama dengan ust. Disepanjang jalan, sang ikhwah masih tidak percaya dengan kejadian ini. Namun karena sudah memulai pembicaraan dengan melamar, ada perasaan malu apabila orangtua tidak menerima akan hal ini, maklum orangtua sang ikhwah dari keluarga petani yang miskin (kata beliau).
Betul saja apa yang menjadi kekhawatiran ikhwah, sewaktu niat baik telah disampaikan ke orangtua, mereka pun marah dengan kemarahan yang belum pernah ikhwah ini melihat sebelumnya, pokoknya marah diatas marah.
Dengan sedikit membentak, orang tua berkata, "apa kamu ingin mempermalukan keluarga, keluarga kita keluarga miskin, hanya petani, sedangkan calonmu itu orang yang kaya raya juga dari orang terhormat. Apa kamu tidak pikir dulu sebelum datang melamar anaknya orang, dari mana uang diambil untuk acara pernikahanmu, belum lagi keluarga kita dari masyarakat biasa, wuihhhh sungguh kamu ingin mempermalukan bapak dan mama nak, yang jelas saya tidak mau dipakasiri'(dipermalukan) nak". Dengan susah payah, ikhwah menjelaskan, namun intinya tetap orang tua menolak.
Tibalah waktu dimana calon mertua ingin datang bersilaturahim kerumah orang tua ikhwah. Sepekan sebelum kedatangan, sang ikhwah memberitahukan bahwa calon mertua akan datang bersilaturahim untuk membicarakan tentang pernikahan. Tetap saja orangtua tidak terima, bahkan mengancam akan meninggalkan rumah jika mereka datang nanti. Hal ini dilakukan orangtua bukan karena tidak mau, tetapi malu dengan kondisi yang miskin dan rendahnya status sosial. Inilah yang membuat ikhwah semakin gundah.
Namun dengan berat, ikhwah pun berkata, "Maafkan saya, mama bapak, saya tau kalau masalah ini sudah menyusahkan, tetapi cukuplah untuk kali ini saja jangan bapak meninggalkan rumah, temuilah orang yang datang, ini permintaan saya, apapun hasil keputusan dari pembicaraanta nanti saya akan terima. Apakah kita mau menolak atau menerima, itu terserah mama dan bapak, saya akan menerima keputusan itu". Dengan berat akhirnya orang tuapun menerima permintaan ikhwah.
Sungguh diluar dugaan, justru calon mertua yang datang adalah ibu dari si akhwat. Beliau datang sendiri sebagai duta dari keluarga. Sang ibu akhwat inipun berkata setelah beberapa kata-kata pendahuluan, "kami dari keluarga sangat bersyukur dengan kedatangan anakta kerumah dengan niat baik untuk menikah dengan anak kami. Kami keluarga tidak pernah ingin menyusahkan keluarga ta, tidak usah khawatir dengan uang panai', juga mahar, apalagi biaya acara pernikahan. Tidak usah dipersoalkan semua itu. Berapapun yang kita siapkan, kami tidak mempermasalahkan, yang penting pernikahan ini bisa berjalan dengan baik dan berberkah". Tetap saja orang tua sang ikhwah malu akan semua ini, namun ibu akhwat kembali menguatkan mereka untuk tetap mempermudah pernikahan.
Dengan mahar dan uang panai yang tidak terlalu besar, berlangsunglah acara akad nikah dan walimah, dimana sebahagian besar dana walimah justru dari keluarga akhwat, tanpa sepengtahuan para tamu yang hadir.

Sekarang ikhwah ini hidup dengan bahagia bersama dengan istri beliau, dan telah dikaruniai seorang anak yang lucu. Semua keluarga sangat bergembira dengan pernikahan ini, bahkan banyak dari keluarga bertanya mengapa cepat sekali mendapatkan anak (maklum baru dua bulan usia pernikahan, istri beliau sudah hamil, dan saat melahirkanpun berjalan lancar dan normal), padahal kami sudah menikah 7 tahun belum dikaruniai anak, ujar beliau. 

Mendengar cerita ini, ana pun sangat terharu, masih ada ya kisah nyata seperti ini, dimana begitu dimudahkannya pernikahan. Semoga beliau dan keluarga diberi sakinah,mawaddah warahma, dijadikannya keturunan beliau anak yang saleh dan salehah, serta senantiasa mendapat keberkahan.
Sungguh dengan menikah 1/2 agama telah ditangan.

Senin, 27 Juli 2015

Tausiyah Cinta



bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang yang entah siapa dan dimana saat ini ..??

untukmu yang jauh disana
terkadang kata ini iri kepada hati
karena kau ada di hatiku
namun tidak tampak dimataku

aku tidak memiliki alasan pasti
mengapa sampai saat ini masih ingin menunggumu
meski kau tak pernah meminta untuk ditunggu dan diharapkan

hati ini menyakini bahwa kau ada
meski entah di belahan bumi mana
yang aku tahu ...
kelak aku akan menyempurnakan hidupku dengamu
disini .. disisiku
maka, saat hatiku telah mengenal fitrahnya
aku akan mencintaimu dengan cara mencintaiNya
sekalipun kita belum pernah ketemu
mungkin saat ini kita tengah melihat lagit yang sama
tersentuh menatap rembulan yang sama
disanalah tatapanku dan tatapanmu bertemu



bersabarlah duhai hati
yang kini masih terus menanti
yakinlah ada Allah yang selalu memerhati
kelak setiap rindu akan terobati
setiap peluh pasti akan terganti
karena janjiNya selalu ditepati


Al qur'an surah An-Nuur ayat 26

26. wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)[1034].

[1034] Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.